Pemberlakuan tarif dan biaya yang membingungkan…
Tiga minggu sejak pertama kali dipublikasikan, artikel ini banyak
mengalami revisi dan penyesuaian sesuai perkembangan yang saya peroleh
mengenai tarif dasar listrik (TDL) baik untuk unit meteran prabayar
maupun pascabayar. Sampai akhirnya, saya melihat terlalu banyak
kemungkinan dan variabel biaya yang tidak dapat diprediksi perubahannya.
Beberapa rancangan metode perhitungan yang telah saya buat, semuanya
selalu bermuara pada kemungkinan terjadinya perubahan biaya tetap
administrasi dan tidak diketahui kapan waktu perubahan itu terjadi.
Sehingga sulit untuk mendefinisikan sebuah model metode perhitungan yang
cukup akurat dalam memperkirakan besar cadangan biaya yang harus
dipersiapkan.
Akhirnya, saya memutuskan untuk merevisi artikel ini dengan
menyingkirkan semua detail perhitungan tarif dan biaya yang ditentukan
oleh PLN.
Prakiraan biaya pelanggan unit meteran Pascabayar
Dari beberapa rancangan metode tersebut, saya menemukan ada satu
metode perhitungan yang cukup fleksibel dan dapat berlaku secara umum
untuk diterapkan pada sistem pembayaran rekening biaya listrik bulanan
yang diberlakukan oleh PLN, yaitu dengan memukul rata nilai rupiah per kwh berdasarkan rata-rata pemakaian selama beberapa bulan.
Caranya adalah dengan mendapatkan harga per kwh dari biaya tagihan,
kemudian dikalikan jumlah rata-rata pemakaian listrik per bulan.
Misalnya : biaya tagihan periode bulan lalu adalah Rp. 190.000-, dengan
total pemakaian daya 240 kwh. Perhitungannya menjadi :
190.000 / 240 = 791,7 rupiah per kwh
Jika anda menyimpan struk pembayaran biaya tagihan bulanan listrik,
anda dapat mengakumulasi pemakaian daya selama beberapa bulan kemudian
membaginya sesuai dengan jumlah bulan yang diakumulasikan. Misalnya
total akumulasi pemakaian daya listrik sebesar : 2.808 kwh selama
setahun (12 bulan). Kalau di rata-rata, maka nilai pemakaian per
bulannya menjadi :
2.808 / 12 = 234 kwh
Dengan nilai rupiah per kwh sebesar 791,7, maka prakiraan biaya listrik yang harus dibayar setiap bulannya adalah :
234 x 791,7 = Rp. 185.257,8,-
Toleransi pemakaian antara jumlah kwh yang dirata-ratakan dengan
pemakaian sesungguhnya kira-kira berada pada kisaran 5 s/d 10 kwh.
Sangat jarang terjadi kelebihan pemakaian sesungguhnya >10 kwh dari
jumlah kwh yang dirata-ratakan. Kalaupun terjadi, biasanya disebabkan
penambahan dan pemakaian perangkat elektronik baru.
Prakiraan biaya pelanggan unit meteran Prabayar
Bagi pelanggan yang menggunakan unit meteran prabayar, dapat juga
menggunakan metode perhitungan perkiraan biaya seperti di atas. Namun,
pertama kali harus memenuhi dahulu kuota pemakaian daya secara satu
bulan penuh sesuai dengan kapasitas daya listrik terpasang. Jadi, anda
harus menghitung terlebih dulu total kwh yang dibutuhkan secara penuh
berdasarkan kapasitas daya listrik terpasang supaya tidak kehabisan
kuota saat pertengahan bulan.
Misalnya, untuk pelanggan dengan kapasitas daya 1.300 VA (6 Ampere) harus memenuhi kuota kwh pada unit meteran sebesar :
(1.300 x 24) x 30 = 31.200 x 30 = 936.000 Watt atau 936 Kwh per bulan
*Asumsi : 1 bulan = 30 hari
Sama halnya dengan pelanggan dengan kapasitas daya 2.200 VA (10 Ampere), harus memenuhi kuota kwh pada unit meteran sebesar :
(2.200 x 24) x 30 = 52.800 x 30 = 1.584.000 Watt atau 1.584 Kwh per bulan
dan juga berlaku untuk pelanggan meteran prabayar yang menggunakan kapasitas berbeda lainnya.
Setelah pemenuhan kuota selama sebulan penuh telah dikerjakan, hitung nilai per kwh dari total kuota yang telah diisikan.
Misalnya, pada pelanggan 1.300 VA untuk mendapatkan total kuota
sebesar 936 kwh perbulan, dibutuhkan biaya sebesar Rp. 761.623,2,-.
Jadi nilai rupiah per kwh-nya adalah 761.623,2 / 936 = Rp. 813,7,- per
kwh.
Jika pada akhir bulan, sisa kwh yang terlihat pada unit meteran
sebesar 623 kwh, maka telah terjadi pemakaian selama bulan berjalan
sebesar 936 – 623 = 313 kwh yang berarti 313 x 813,7 = Rp. 254.688,1,-
selama sebulan. Jadi, untuk bulan berikutnya dibutuhkan biaya sebesar
Rp. 254.688,1,- sebagai dasar untuk pembelian voucher sebesar 313 kwh.
Kemudian tambahkan toleransi kelebihan pemakaian sebesar 10 kwh sehingga
total rupiah yang harus dipersiapkan adalah sebesar 254.688,1 + (813,7 x
10) = 254.688,1 + 8137 = Rp. 262.825,1,-
Kehabisan kuota listrik?
Apakah total Watt / Kwh dari perhitungan di atas benar menjamin tidak akan terjadi kasus kehabisan kuota listrik dalam sebulan?
Jika anda menemukan spesifikasi konsumsi daya dari satu perangkat
elektronik, spesifikasi itu menunjukkan jumlah konsumsi daya selama satu
jam. Misalnya, konsumsi daya lampu SL berkapasitas 5Watt pada tegangan
220Volt akan mengkonsumsi daya listrik sebesar 5 Watt dalam satu jam.
Begitu juga konsumsi daya perangkat elektronik lainnya. Asumsikan
kapasitas listrik terpasang di rumah adalah 2200 VA. Dengan
meng-kali-kan angka 2200 x 24, berarti anda mempersiapkan perhitungan
untuk pemakaian konsumsi daya listrik pada perangkat elektronik apapun
di rumah sebesar hingga 2200 Watt untuk setiap jam dalam sehari (24
jam). Anda tidak dapat melebihi pemakaian daya listrik di atas 2200
Watt, karena (pasti) akan menjatuhkan switch MCB di meteran PLN. Setelah
mendapat kepastian tidak akan terjadi kekurangan kuota untuk setiap jam
dalam sehari, anda tinggal meng-kali-kan saja jumlah pemakaian setiap
hari selama sebulan (30 hari). Dengan cara ini, akan diperoleh nilai
total pemakaian daya paling ekstrim per jam selama 24 jam dalam satu
bulan sesuai dengan kapasitas listrik terpasang. Sehingga, untuk
pemakaian perangkat elektronik apa pun, selama masih dalam batas
maksimal 2200 Watt per jam selama 24 jam, kuota akan tetap aman selama
30 hari.
Pascabayar atau Prabayar?
Dengan terlebih dulu memenuhi kuota listrik untuk pemakaian selama 30
hari, sistem pembelian pulsa pelanggan unit meteran prabayar menjadi
sama seperti sistem pembayaran via bank pelanggan pascabayar. Jadi,
selama sistem pencadangan biaya dapat diatur sedemikian rupa, tidak ada
bedanya bagi pelanggan antara menggunakan unit meteran prabayar ataupun
pascabayar. Dengan kata lain, untuk mendapatkan kenyamanan menikmati
fasilitas listrik yang sama dengan pelanggan pascabayar, maka pelanggan
prabayar harus terlebih dulu mengeluarkan biaya dibayar dimuka sebesar
kuota listrik 1 bulan sesuai dengan kapasitas listrik yang terpasang
(?). Sedangkan pengaturan urusan administrasi pembayaran per bulan dari
kedua pelanggan relatif sama. Kedua pelanggan dapat menyerahkannya
kepada bank-bank yang memiliki kerjasama dengan pihak PLN. Perbedaannya,
pelanggan prabayar tetap harus mengisikan sendiri kuota listrik ke
dalam meteran setiap bulannya, sedangkan pelanggan pascabayar tidak.
Pada kasus tertentu, penambahan unit meteran prabayar dapat menjadi
pendukung menguntungkan untuk unit meteran pascabayar yang telah
terpasang. Misalnya, saat ini, unit meteran listrik di rumah anda masih
berstatus pascabayar dengan kapasitas 900 Watt. Kemudian, anda hendak
membeli perangkat elektronik baru yang pemakaiannya mengkonsumsi daya
cukup besar namun tidak memakan waktu lama, seperti Microwave. Rata-rata
konsumsi daya microwave adalah 1300 s/d 1700 Watt. Untuk mensiasati
kekurangan daya dari kapasitas listrik terpasang 900 Watt, anda dapat
mengajukan penambahan pemasangan unit meteran prabayar baru berkapasitas
2200 Watt kepada pihak PLN. Sekali lagi saya tekankan,
pengajuan penambahan pemasangan unit meteran baru. Bukan pengajuan
mengganti meteran lama dengan yang baru. Jika aplikasi
permohonan anda disetujui oleh pihak PLN, maka di rumah anda ada dua
unit meteran listrik : pascabayar (900 Watt) dan prabayar (2200 Watt).
Kemudian, buat jaringan kabel tersendiri bagi meteran prabayar 2200 Watt
khusus untuk pemakaian perangkat elektronik berdaya > 900 Watt
(microwave). Setelah semua kebutuhan instalasi meteran baru selesai
terpasang, anda tinggal mengisikan kuota listriknya saja. Kemudian,
tancapkan steker microwave pada stopkontak dan operasikan pada jaringan
kabel yang terhubung dengan unit meteran prabayar 2200 Watt.
Pendukung menguntungkan yang saya maksudkan disini adalah anda
membayar harga listrik per kwh dari 2200 Watt hanya untuk kebutuhan
pemakaian microwave saja. Sedangkan, untuk biaya pemakaian daya selain
microwave, tetap anda bayarkan sebesar per kwh listrik 900 Watt. Jadi,
saat kuota listrik meteran 2200 Watt habis terpakai (mati), listrik akan
tetap menyala melalui meteran 900 Watt. Dengan cara seperti ini,
perhatian pencadangan biaya rekening bulanan listrik dapat difokuskan
hanya pada pembayaran unit meteran pascabayar 900 Watt saja. Anda dapat
mengabaikan mengisi kuota meteran prabayar 2200 Watt tanpa kekhawatiran
listrik di seluruh rumah akan padam. Saya rasa, metode ini sulit
diterapkan untuk rumah baru siap huni. Dimana PLN telah menetapkan unit
meteran listrik yang terpasang adalah unit meteran prabayar berkapasitas
minimal 1300 Watt. Namun, tidak ada salahnya untuk mecoba cara di atas
jika memang diperlukan kapasitas melebihi 1300 Watt.
Pilihan ada di tangan anda…
Kedua metode perhitungan prakiraan biaya rekening bulanan di atas
lebih menekankan pada nilai / harga unit per kwh saja. Dengan demikian,
kita sebagai konsumen PLN, sama sekali tidak mengetahui detail
pembebanan biaya oleh PLN dalam penentuan nilai akhir dari tagihan yang
harus kita bayarkan. Perlukah kita mengetahui rincian detail tersebut?
Berapa besar kepentingan kita sebagai konsumen mengetahui hal itu?
Salah satu tujuan membenahi jaringan kabel dan kualitas listrik di
rumah adalah guna mendapatkan kepastian bahwa jumlah biaya untuk
pemenuhan kebutuhan listrik di rumah merupakan nilai yang pantas
dibayarkan. Selama kita membutuhkan keberadaan energi listrik dalam
kehidupan sehari-hari, berapa pun besar tarif yang diberlakukan oleh
PLN, pada akhirnya tetap harus kita bayarkan. Tanpa terkecuali. Tidak
ada yang dapat kita lakukan terhadap PLN dalam menentukan pemberlakuan
besaran tarif listrik. Kita hanya dapat mengusahakan agar perangkat
untuk mendukung peredaran listrik di rumah menjadi lebih baik. Sehingga
kualitas listrik yang kita peroleh benar-benar layak digunakan untuk
pengoperasian perangkat elektronik di rumah. Dampak dari tindakan
tersebut akan berimbas pada tingginya efisiensi pemakaian daya akibat
efektifitas kinerja perangkat elektronik yang maksimal. Ini adalah
satu-satunya cara terbaik mendapatkan konpensasi lebih dari uang yang
kita bayarkan setiap bulannya ke PLN tanpa melanggar aturan dan
ketentuan yang berlaku.
Konsep / pemikiran yang saya sajikan disini merupakan alternatif
dalam menyikapi pemberlakuan perubahan kebijakan oleh pihak PLN. Baik
dari sisi pembiayaan rekening listrik bulanan maupun pemasangan unit
meteran listrik baru. Tujuan yang hendak saya capai semata-mata hanya
untuk mempermudah anda sebagai pelanggan PLN dalam menyikapi perubahan
kebijakan pihak PLN. Bagaimana pun juga, sebagai pelanggan PLN (termasuk
saya), tetap membutuhkan jasa penyediaan listrik oleh PLN. Namun, tetap
diperlukan strategi untuk mencegah dan menghindari kebuntuan pembiayaan
rekening listrik bulanan yang kian membengkak dari waktu ke waktu.
Tindakan apa pun yang akan anda tempuh, bagi saya, tetap merupakan
keputusan terbaik untuk kepentingan anda sendiri.
Jika anda memerlukan perhitungan lebih detail mengenai biaya rekening
listrik, saya sarankan untuk mencarinya pada situs resmi PLN atau
afiliasinya.
Posting : Listrikdirumah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar